Judul Lakon :
Para Penjudi
Karya :
N.Gogol Terjemahan J Sunarja
Tahun :
2012
Durasi :
1 jam 15 menit
Dimainkan Oleh : Mahasiswa FKIP UMS Semester V Kelas
A
Tempat Pentas : Hall C UMS (Universitas
Muhammadiyah Surakarta)
Waktu Pentas : Jum’at, 4 Januari 2013, Pukul 20:00
WIB
A.
Sinopsis Cerita
Madam Jolly seorang
perempuan yang memiliki hotel yang mewah dan megah di kota besar. Suatu hari
dia bincang-bincang dengan salah satu pelayannya, seperti biasa dia memberikan
nasihat agar lebih giat maupun lebih memikat pelanggan agar tertarik dengan
hotelnya.
Tidak lama kemudian seorang
laki-laki dating dan Madam Jollypun pergi keluar meninggalkan hotel. Juan
Pedro, nama seorang laki-laki tersebut dan dia bersama dengan seorang sopirnya.
Pelayannyapun yang bernama Wiwi langsung melayani Juan Pedro. Mereka saling
berkenalan dan saling bincang-bincang dan Juan Pedro bertanya soal siapa saja
yang suka main kartu di hotel tersebut. Wiwi menjawabnya dan memberitahukan
siapa saja yang suka bermain kartu, antara lain Tuan Raam Hotahot,
Nona Meymey, dan Nyonya Tobing. Juki nama sopir Juan Pedro datang membawa kopernya, dan disuruhlah dia
untuk membersihkan mobilnya. Juan Pedro langsung membuka kopernya yang berisi
kartu-kartu kesayangannya.
Madam
Jolly datang dan mengeluh-eluhkan Juan Pedro, betapa senangnya Juan Pedro
bermain di hotel Madam jolly. Mereka saling bincang-bincang dan keluar dari
hotel.
Di
dalam hotel terlihat Wiwi dan Juki sedang bernyanyi dan menari-nari, namun
tidak lama kemudian muncul Raam Hotahot bersama Meymey. Mereka berempat saling bincang-bincang dan
bertanya-tanya tentang Juan Pedro kepada si Juki. Mereka berdua bertanya banyak
sekali tentang masalah cara bermain si Juan pedro, ketika Juki memjawab dengan
jujur Juki diberi uang oleh Meymey. Setelah bertanya banyak soal Juan Pedro,
Raam Hotahot dan Meymey pergi keluar.
Karena
seperti ada persengkongkolan di antara mereka, Juki memberitahukan informasi
tersebut kepada Juan Pedro. Seperti biasa Juan Pedropun tenang dan tak gentar
menghadapinya. Tidak lama kemudian Wiwi datang dam menawarkan makanan kepada
Juan Pedro. Seperti biasa Juan Pedro memesan banyak makan dan memesankan juga
untuk sopirnya si Juki.
Di
dalam hotel telah terjadi persengkongkolan antara Juan pedro dengan Wiwi, juan
Pedro menyuan Wiwi untuk mengganti kartu yang telah disiapkan oleh Juan Pedro.
Karena uang yang diberikan cukup banyak, Wiwipun menyetujuinya dan melaksanakan
perintah dari Juan Pedro. Karena dengan kartu tersebut Juan Pedro akan member
pelajaran mereka semua yang ikut main kartu dan menguras semua uang mereka.
Muncullah
Nona Meymey, Raam Hotahot dan Nyonya Tobing. Mereka saling berbincang-bincang
dan berakhir dengan main kartu. Mulailah permainan Juan Pedro dengan Wiwi
mengambilkan kartu yang telah disiapkan sebelumnya, serta Wiwi menawarkan
makanan dan minuman untuk mereka semua. Sebelum permainan dimulai mereka semua
makan terlebih dahulu, dan mereka tidak kecewa dengan makanannya karena
makanannya benar-benar enak dan sedap. Setelah selesai makan, mereka memulai
permainannya. Tawar menawar taruhanpun terjadi dan taruhannya itu yang tidak
sedikit. Tentu saja Juan Pedro yang menang karena telah menyiapkan tipuan
muslihatnya.
Di
hari yang lain, mereka yang telah kalah oleh Juan Pedro bersekongkol untuk
mengalahkan Juan pedro dan menguras semua uang yang di dalam kopernya. Mereka memulai
strateginya dan mulai menjalankannya.
Selesai
mereka berbincang-bincang, Juan Pedro datang dan mempertunjukkan kemampuannya
dalam bermain kartu, mereka sangat takjub dan terheran-heran dengan kemampuan
Juan Pedro.
Mulailah
strategi mereka untuk menjatuhkan Juan Pedro, yang awalnya Nyonya Tobing
memberikan lawan yang kaya raya namun orang tersebut tidak pernah berjudi. Wan
Abab nama yang dimaksudkan oleh Nyonya Tobing. Karena Juan Pedro penasaran dan
ingin mengalahkan orang tersebut, Nyonya Tobing menjemputnya. Tidak lama
kemudian Wan Abab datang dan berkenalan dengan Juan Pedro.
Dihari
lain hari datang anak Wan Abab yang bernama Wan Antum. Wan Antum
bincang-bincang dengan mereka semua dan membicarakan banyak hal. Akhirnya
mereka main kartu juga, dan tidak disangka-sangka Wan Antum memenangkan
permainan tersebut. Karena sudah terbawa permaian, Wan Antum meyerahkan semua
uangnya sebagai taruhan. Tidak ada yang berani dengan taruhan sebesar itu,
namun Juan Pedro sendirilah yang berani melawannya. Namun karena Wan Antum
memiliki banyak hutang, dia tidak bisa melanjutkan permainannya. Karena tidak
bisa melanjutkan permainan, Wan Antum ingin bunuh diri. Mereka semua
mencegahnya dan juan Pedro bersedia melunasi hutang-hutang Wan Antum. Juan
Pedropun memberikan uang kepada Nyonya Tobing untuk melunasi hutang Wan Antum.
Karena
Wan Antum benar-benar merasa mabuk, dia pergi ke luar meninggalkan hotel
tersebut. Tidak lama kemudian, datanglah Sary (pegawai kantor dinas) yang
mencari Wan Abab. Karena yang dicari tidak ada, Sary pun pergi dengan membawa
uang yang telah diterimanya karena dapat uang pelican dari Nyoya Tobing.
Mulailah mereka membuka
siasat untuk menguras uang Juan Pedro. Dengan pancingan uang 2 milyar, Juan
Pedro menyerahkan uang 1 milyar sebagai jaminan hutang dari Wan Antum tadi.
Juan Pedropun sangat gembira karena akan mendapatkan uang yang berlimpah. Namun
tidak lama kemudian, Juan Pedro mendapat kabar kalau dia tertipu. Ternyata Wan
Antum tersebut palsu dan Juan Pedro rugi habis-habisan. Karena marahnya, Wan
Antum palsu tersebut mau dibawa ke kantor polisi dan Juan Pedro sangatlah
kesal, malu, marah, dan frustasi.