Kamis, 17 Januari 2013

Para Penjudi


Judul Lakon                : Para Penjudi
Karya                          : N.Gogol Terjemahan J Sunarja
Tahun                          : 2012
Durasi                          : 1 jam 15 menit
Dimainkan Oleh          : Mahasiswa FKIP UMS Semester V Kelas A
Tempat Pentas             : Hall C UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Waktu Pentas              : Jum’at, 4 Januari 2013, Pukul 20:00 WIB

A.    Sinopsis Cerita

Madam Jolly seorang perempuan yang memiliki hotel yang mewah dan megah di kota besar. Suatu hari dia bincang-bincang dengan salah satu pelayannya, seperti biasa dia memberikan nasihat agar lebih giat maupun lebih memikat pelanggan agar tertarik dengan hotelnya.
Tidak lama kemudian seorang laki-laki dating dan Madam Jollypun pergi keluar meninggalkan hotel. Juan Pedro, nama seorang laki-laki tersebut dan dia bersama dengan seorang sopirnya. Pelayannyapun yang bernama Wiwi langsung melayani Juan Pedro. Mereka saling berkenalan dan saling bincang-bincang dan Juan Pedro bertanya soal siapa saja yang suka main kartu di hotel tersebut. Wiwi menjawabnya dan memberitahukan siapa saja yang suka bermain kartu, antara lain Tuan Raam Hotahot, Nona Meymey, dan Nyonya Tobing. Juki nama sopir Juan Pedro datang membawa kopernya, dan disuruhlah dia untuk membersihkan mobilnya. Juan Pedro langsung membuka kopernya yang berisi kartu-kartu kesayangannya.
Madam Jolly datang dan mengeluh-eluhkan Juan Pedro, betapa senangnya Juan Pedro bermain di hotel Madam jolly. Mereka saling bincang-bincang dan keluar dari hotel.
Di dalam hotel terlihat Wiwi dan Juki sedang bernyanyi dan menari-nari, namun tidak lama kemudian muncul Raam Hotahot bersama Meymey. Mereka  berempat saling bincang-bincang dan bertanya-tanya tentang Juan Pedro kepada si Juki. Mereka berdua bertanya banyak sekali tentang masalah cara bermain si Juan pedro, ketika Juki memjawab dengan jujur Juki diberi uang oleh Meymey. Setelah bertanya banyak soal Juan Pedro, Raam Hotahot dan Meymey pergi keluar.
Karena seperti ada persengkongkolan di antara mereka, Juki memberitahukan informasi tersebut kepada Juan Pedro. Seperti biasa Juan Pedropun tenang dan tak gentar menghadapinya. Tidak lama kemudian Wiwi datang dam menawarkan makanan kepada Juan Pedro. Seperti biasa Juan Pedro memesan banyak makan dan memesankan juga untuk sopirnya si Juki.
Di dalam hotel telah terjadi persengkongkolan antara Juan pedro dengan Wiwi, juan Pedro menyuan Wiwi untuk mengganti kartu yang telah disiapkan oleh Juan Pedro. Karena uang yang diberikan cukup banyak, Wiwipun menyetujuinya dan melaksanakan perintah dari Juan Pedro. Karena dengan kartu tersebut Juan Pedro akan member pelajaran mereka semua yang ikut main kartu dan menguras semua uang mereka.
Muncullah Nona Meymey, Raam Hotahot dan Nyonya Tobing. Mereka saling berbincang-bincang dan berakhir dengan main kartu. Mulailah permainan Juan Pedro dengan Wiwi mengambilkan kartu yang telah disiapkan sebelumnya, serta Wiwi menawarkan makanan dan minuman untuk mereka semua. Sebelum permainan dimulai mereka semua makan terlebih dahulu, dan mereka tidak kecewa dengan makanannya karena makanannya benar-benar enak dan sedap. Setelah selesai makan, mereka memulai permainannya. Tawar menawar taruhanpun terjadi dan taruhannya itu yang tidak sedikit. Tentu saja Juan Pedro yang menang karena telah menyiapkan tipuan muslihatnya.
Di hari yang lain, mereka yang telah kalah oleh Juan Pedro bersekongkol untuk mengalahkan Juan pedro dan menguras semua uang yang di dalam kopernya. Mereka memulai strateginya dan mulai menjalankannya.
Selesai mereka berbincang-bincang, Juan Pedro datang dan mempertunjukkan kemampuannya dalam bermain kartu, mereka sangat takjub dan terheran-heran dengan kemampuan Juan Pedro.
Mulailah strategi mereka untuk menjatuhkan Juan Pedro, yang awalnya Nyonya Tobing memberikan lawan yang kaya raya namun orang tersebut tidak pernah berjudi. Wan Abab nama yang dimaksudkan oleh Nyonya Tobing. Karena Juan Pedro penasaran dan ingin mengalahkan orang tersebut, Nyonya Tobing menjemputnya. Tidak lama kemudian Wan Abab datang dan berkenalan dengan Juan Pedro.
Dihari lain hari datang anak Wan Abab yang bernama Wan Antum. Wan Antum bincang-bincang dengan mereka semua dan membicarakan banyak hal. Akhirnya mereka main kartu juga, dan tidak disangka-sangka Wan Antum memenangkan permainan tersebut. Karena sudah terbawa permaian, Wan Antum meyerahkan semua uangnya sebagai taruhan. Tidak ada yang berani dengan taruhan sebesar itu, namun Juan Pedro sendirilah yang berani melawannya. Namun karena Wan Antum memiliki banyak hutang, dia tidak bisa melanjutkan permainannya. Karena tidak bisa melanjutkan permainan, Wan Antum ingin bunuh diri. Mereka semua mencegahnya dan juan Pedro bersedia melunasi hutang-hutang Wan Antum. Juan Pedropun memberikan uang kepada Nyonya Tobing untuk melunasi hutang Wan Antum.
Karena Wan Antum benar-benar merasa mabuk, dia pergi ke luar meninggalkan hotel tersebut. Tidak lama kemudian, datanglah Sary (pegawai kantor dinas) yang mencari Wan Abab. Karena yang dicari tidak ada, Sary pun pergi dengan membawa uang yang telah diterimanya karena dapat uang pelican dari Nyoya Tobing.
Mulailah mereka membuka siasat untuk menguras uang Juan Pedro. Dengan pancingan uang 2 milyar, Juan Pedro menyerahkan uang 1 milyar sebagai jaminan hutang dari Wan Antum tadi. Juan Pedropun sangat gembira karena akan mendapatkan uang yang berlimpah. Namun tidak lama kemudian, Juan Pedro mendapat kabar kalau dia tertipu. Ternyata Wan Antum tersebut palsu dan Juan Pedro rugi habis-habisan. Karena marahnya, Wan Antum palsu tersebut mau dibawa ke kantor polisi dan Juan Pedro sangatlah kesal, malu, marah, dan frustasi.